Langsung ke konten utama

KANDA PAT DAN PENGENTAS

Kanda Pat Rare & Pengentas
Ilmu Rahasia 
(Pengantar dari Penerbit) 
Om Suastyastu
 Kanda Pat Rare, demikian juga dengan kanda pat lainnya seperti kanda pat bhuta, kanda pat dewa, kanda pat sari, merupakan sebuah ilmu yang diturunkan secara turun temurun dari para leluhur terdahulu. Ajaran ini disampaikan secara rahasia oleh para leluhur dalam hal ini sang guru kepada muridnya. Ajaran ini tidak disampaikan secara umum mengingat ajaran ini adalah mengandung ilmu yang sangat rahasia dan lebih mengandung 
Kanda Pat Rare & Pengentas V

muatan kewisesan. Walaupun secara inti dari ajaran ini adalah mengenai hubugen manusia sebelum dan sesudah lahir dengan empat saudaranya yang disebut dengan saudara empat atau kanda pat. Demikian pula ajaran ini pada intinya adalah jalan kesejatian untuk mencapai kesucian, penyatuan dengan Sang Hyang Sangkan Paraning Dumadi. Buku ini adalah hasil terjemahan lontar aslinya oleh Jero Mangku Ketut Ginarsa seorang pensiunan pegawai Balai Penelitian Bahasa, Singaraja, pada tanggal 25 Oktober 1986, dengan judul aslinya adalah "Kanda Pat Lare" Untuk menyajikan ajaran ini secara utsh maka pihak penerbit tidak mengubah susunan atau format dari salinan lontar ini, tetapi hanya menyesuaikan bahasanya saja agar lebih mudah dimengerti. Namun demikian bahasa yang digunakan serta pola kalimat yang digunakan dalam lontar ini memang agak sulit dan perlu pemahaman lebih lanjut sehingga tidak akan menjadi kesalahan arti, kesalahan dalam menterjemahkan serta kesalahan dalam menerapkan ajaran yang bersifat rahasia ini. Karena kekhawatiran tersebutlah maka penerbit tidak dengan gegabah mengubah pola dari terjemahan lontar ini.
I vi I Kanda Pat Rare & Pengentas

Kanda Pat Rare nilah cerita Kanda Pat (saudara empat). Diawali ketika bapa dan ibu masih bayi, ada sesuatu yang terpancar keluar dari pikiran, terus berjalan memancar sampai ke puncak kedua belah tangan. Itulah yang disebut dengan Sang Hyang Iswara suami-istri. Pada saat itu terjadi pertemuan ibu dan ayah (bersenggama). Ketika itu benih laki-laki keluar dari ayah dan benih perempuan keluar dari ibu. Setelah sebulan pertemuan itu berlalu, maka timbullah pancaran matahari dan bulan. Dua bulan pertemuan berlalu, maka 
Kanda Pat Rare & Pengentas vII

timbullah suara, pikiran dan tenaga. Tiga bulan pertemuan berlalu, maka terbentuklah panca warna (lima wama). Empat bulan pertemuan itu berlalu, maka terbentuklah Dewata Nawasanga (Sembilan Dewa). Lima bulan pertemuan itu berlalu, terbentuklah bumi dan langit, kemudian bersatu berbentuk manusia, bertelinga, berhidung, bermulut, bertangan, berkaki, berkemaluan, berpantat. Sosok cabang bayi ini bernama Sang Hyang Putih Majati. Enam bulan ada di dalam kandungan, maka ada saudara dari cabang bayi yang keluar dari ayah yang disebut dengan Babu Lembana. Tujuh bulan di dalam kandungan, maka ada saudara yang keluar dari ibu, bermama bermata, Babu Abra. Delapan bulan ada di dalam kandungan, ada saudara yang keluar lagi dari ayah bernama Babu Ugian. Sembilan bulan ada di dalam kandungan, ada saudara yang keluar lagi dari ibu, bernama Babu Kakërëd. Sudah genap sepuluh bulan di dalam kandungan maka lahirlah di atas tanah. Segera ia kencing dan dikasihi oleh saudara empat semua. Baru keluar sudaranya itu bernama
 I 2 I Kanda Pat Rare & Pengentas

Ania, Preia, Kala, Dengen. Anta yaitu tembuni (ari-ari), getih yaitu darah. Dengen yaitu air ketuban. Setelah mereka terpisah, maka masing- masing bemama: I Salahir, I Jalahir, I Makahir. dan I Mokahir. Badan bayi yang baru lahir disebut Sarg Hyng Legaprana. Kira-kira selama satu tahun mereka saling asih, saling asuh bersaudara, sampai bisa merangkak. Dua tahun mereka saling asih bersaudara. maka ia bisa berjalan, bisa menyebut bapa dan ibu. Mulai saat inilah mereka melupakan bersaudara dan saling berpisah. Mereka pergi menuju tempat-tempat masing-masing. I Salahir pergi ke timur, I Jalahir pergi ke selatan, I Makahir pergi ke barat dan I Mokahir pergi pusar bayi, Kala yaitu ke utara. Kira-kira setahun perpisahan mereka, kemudian mereka bertemu dengan Batara kemudian mendapatkan sabda rahasia dari Hyang Betara Sinuhun. Mereka menerima sabda tersebut Sinuhun. Mereka kemudian dihayati sabda Batara itu oleh I Jalahir, I Makahir, I Mokahir dan I Salahir. Sabda tersebut adalah ilmu batin yang sangat gaib. Kegaiban awal dewa dimana segala senjaia, segala musuh musnah, kegaiban yang 
Kanda Pat Rare & Pengentas 3

mengheningkan dan menyucikan makhluk hidup, segala dosa merijadi hilang dan segala kesengsaraan mengacau-balaukan menjadi sirna. Yra, ang, ung, mang ong. Setelah sabda Batara itu dihayati, lalu keempat saudara itu diberi nama: I Anggapati, I Mrajapati, I Banaspati, dan I Banaspatiraja. Sesudah bersabda, "Wahai kamu sekalian, pulanglah segera ke saudaramu I Legaprana. I Anggapati kembali ke mata; I Mrajapati kembali ke telinga; I Banaspati kembali ke hidung; I Banaspati raja itu Ida Bhatara kembali kembali ke mulut. (I Legaprana) ingin "Ih , I Anggapati Apabila berperang mantranya: ingatlah bersaudara denganku, aku juga ingat bersaudara denganmu, jagalah aku. Jika ada senjata tajam-tajam yang hendak menusuk badanku, musnahkan, jangan lupa. mudah- mudahan pupus (3x) ". "Ah, suaranya, bersaudara kepadaku, sedangkan aku tidak lupa bersaudara kepadamu. Jagalah aku jika ada senjata tajam hendak menikamku, hembuskan, jangan lupa. mudah-mudahan ia I Mrajapati, ingat pupus (3x)". "Eh, suaranya I Banaspati, ingat tidak lupa bersaudara denganku, aku
 4I Kanda Pat Rare & Pengentas

hembuskan, jangan lupa, mudah-mudah (xc) sndnd Banaspatiraja, ingat suaranya bersaudara denganku, akupun tidak lupa bersaudara kepadamu, jagalah aku, jika ada senjata tajam hendak menusuk badank hembuskan, jangan lupa, mudah-mudahan (xc) sndnd "Lalu memandang ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang. Rapatkan tenagamu, apabila kamu mengeluarkan saudaramu. Jika tidak dengan jalan demikian, sudah tentu tidak akan keluar saudaramu itu. Jika berpergian harus sesuaikan alat penderasmu. Jika deras sebelah kanan, kaki kananmu lebih dulu langkahkan. Jika sama-sama derasnya keluar, jangan ragu-ragu, kamu tidak akan mati dalam peperangan, dan semuanya mundur termasuk penyakitmu, tidak berani dan sangat sukar mencari kamu, ingatlah jangan lupa, mudah- mudahan berhasil, (3x)". Jika tidur, tariklah saudaramu I Anggapati, ajak saudaramu semuanya, "aku tidur, kamu berjaga-jaga. Jika ada orang yang berbuat buruk, tunjukan padaku, jagalah jangan lupa, mudah-mudahan menuruti (3x)". 
Kanda Pat Rare & Pengentes 5

Jika beryoga, bangunkan saudaramu sekalian, pandanglah segehan, jangan berkedip- kedip. "Wahai, siapa kamu, siapa kamu, pergilah kamu, agar jauh-jauh, jangan di sini, mudah-mudahan mau tunduk (3x)". Jika mandi, berdiri di pinggir air, tangan digenggam, ajak semua saudaramu (saudara empat), arahkan pandangan tertancap pada ujung hidup, pikirkan supaya ada di tengah danau. "IAnggapati,IMrajapati, IBanaspatidan I Banaspatiraja, jangan jauh pada punggungku, kumpul semua, suara, pikiran dan tenaga, disertai mantra : "I Sang Buta Kekawah, Sang Buta Wani, Sang Buta Gudug Basur, bukan aku menyuruki kawah. Aku menaiki sorga utama ada di pinggir air, bergenggam tangan". Zue Rasakan badanmu ada di dalam perut lahu ke tengah air sambil memikirkan Sang Hyang Tiga. Inilah mantra dengan genggaman tangan, setelah itu, irislah air itu 3x, dan terus suarakan "I bapa (si ayah), pada waktu dirimu digarap oleh ibu, sungguh pada waktu itu akan susah. Pada saat aku dibuat oleh ayah, aku sadar akan kesusahanku. Pada waktu aku menjadi bintang, aku jatuh ke bendungan. Di sana aku bernama I Jontol. Pada waktu bendungan itu menghanyutkan penyakitku, kini aku tidak sakit rahasia, rebah di bawah terus ke bulu tengkuk, air laut membelah menjadi dua, lalu
 6 I Kanda Pat Rare & Pengentas

ia mencelupkan diri bersama saudaranya, sambil berkata "Wahai, hormat kanda, jangan kiranya kanda tidak mengetahui kepadaku, akulah yang mengantar kanda, saya I Setan Masura Kukunting, yang mengenmiban kanda, kini aku akan mengenakan japa mantra.
japa mantra. 
"Hai, Anggapati, aku menarik nafas musuhku, semoga bisa 3x, hai Mrajapati aku mencabut nafas musuhku, semoga bisa serta menghirup orang yang kuhendaki", Agar hati-hati jika mempunyai musuh, harus berusaha dikejar, apabila ketemu, ingatlah sudaramu yaitu: I Amad dan I Belis. Tolong aku kakanda, jangan kanda lupa kepadaku, mudah-mudahan 3x. Kalau menemukan jalan simpang empat, ingatlah saudaramu, yaitu I Ciligundruk, tolong aku jangan kanda lupa kepada aku, mudah-mudahan 3x. 
Jika menemukan jalan maka sebutlah "hai Buta Bregënjëng, tolong aku, kanda jangan kanda lupa padaku, mudah-mudahan 3x" Kalau berpergian kemana saja, tariklah saudaramu, jangan diberi jauh-jauh, "hai bayi, tembuni manaranam, I Beris, Ebuk, Boda, Uwah, I Sutraningrum, I Tuwan, ingatlah kau bersaudara, aku tak pernah lupa bersaudara kepadamu, sadarilah jangan lupa, mudah- mudahan 3 x"
BERSAMBUNG. (DIPERUNTUKAN BAGI SANE NYASTRA) RAHAYU

Pangentas 
Inilah tempat-tempat para Dewata Nawasanga di dalam badan dan saudara-saudaramu yang ikut lahir. Mereka yang menyelamatkan setiap pengetahuanmu bagi orang-orang yang melaksanakan agama (dharma). Jika ingin mereciki air penunjuk jalan bagi mayat (tirtha pengentas), maka orang yang menghantarkan upacara itu harus mengundang saudara-saudaranya sebagai saksi, semua ini kembalikan kepada Hyang Kuasa. 
Apabila seseorang memberi pengentas (petunjuk mayat), maka orang tersebut 
8 I Kanda Pat Rare & Pengentas

harus membuat hidangan kepada saudara- saudaranya semua.kemudian saudaranya tersebut disuruh menyaksikan upacaranya di Cungkub Kahyangan di Pura Dalem. Ida Bhatara di Pura Dalem apabila tidak diberi sajen kurban kecil dan hidangan kepada Ida Bhatara Durgha, yang bisa menjadi tujuh Durgha. 
Apabila kamu tahu saudara-saudaramu, maka mereka itulah yang ikut menuntun roh orang yang meninggal menghadap Ida Bhatari Dugha. Serta semua kekotoran lahir-bathinnya diruat dan dilebur agar menjadi sempurna olehnya. Saudara-saudaramu yang kesasar karena disesatkan oleh Ki Patih Amengkubumi, supaya menghadap Apsari, dimantrai oleh orang banyak, sehingga menjadi Pendeta yang banyak memiliki keahlian dan tidak kurang kekayaan dalam rumah. Jika ia tidak tahu serta tidak menghantarkan sajian kurban kecil (masegeh) ke Pura Dalem dan kepada saudaranya semua, hal itu disebut: Wiku atau Pendeta yang suka berbuat rusuh. Kena juga dampaknya bagi roh orang yang diberi tirtha pengentas (air suci penunjuk jalan) tersebut. 
Apabila melanggar orang yang peraturan pengentas tersebut, maka Bhatari Durga akan menggeram seperti auman 
Kanda Pat Rare & Pengentas 9


singa, dan saudara empatnya akan menyiksa. masing-masing Saudara empat akan berubah, seperti: I Anggapati menjadi Sang Suratma, I Mrajapati, menjadi Sang Jogormanik, I Banaspati menjadi Sang Kala dan I Banaspatiraja menjadi Sri Dorakala. Bangsa Dewa Nawasanga menjadi; Buta- buti (makhluk halus), pisaca-pisaci (kurcaci), raksasa bregala, buta dete (orang halus), ditya (bangsa raksasa), raksasa, reregek (kuntilanak), pepengkah (hantu yang perutnya besar), anja-anja ( orang halus yang menakutkan). Semuanya menjerit,
 "Hai, kakakku Sang Suratma, Sang Jogormanik, Sang Mahakala dan rakyat semua. Siapa yang kau hantar kemari, ayo terangkan kepadaku!" "Baiklah, ini ada roh datang". "Baiklah tanyakan kepadanya; siapa nama ibunya dan bagaimana isi suratnya dahulu, supaya cepat diketahui",
 "Wahai engkau roh; aku diutus oleh Ida Bhatari Durga. Aku disuruh menyakan pada dirimu. Siapa nama ibumu dan bagaimana surat (perbuatan) yang kau lakukan dahulu , coba terangkan cepat-cepat". 
"Sungguh aku tak tahu nama ibu-bapaku dan surat yang kuperbuat dahulu. Sungguh aku tak tahu sama sekali".
 10 I Kanda Pat Rare & Pengentas


"Kalau demikian kau akan kuhadapkan kepada Ida Bhatari Durga. Di sana kau akan tahu nama ayah dan ibumu. Demikian juga surat yang kau perbuat dahulu".
 "Daulat Paduka Batari Durga, ia tidak tahu nama ayah dan ibunya dan juga isi surat yang ia perbuat dahulu". 
"Wahai Sang Suratma, kalau demikian maka suruh dia keluar, tempatkan dia di Tegal Panangsaran dan campakkan ke kawah neraka (tamra-go-muka), roh apa itu tidak tahu leluhurnya". "Wahai Sang Suratma, sekarang kau menyiksanya, pukullah dia di Tegal Malakang, kurung kepung, pukul bersama Sang Mahakala, Sang Dorakala!". 

Seketika itu kemudian menjerit-jeritlah roh tersebut, jatuh -ke dalam kawah neraka, seribu tahun ia menjadi atma kesasar, karena ia pandai meniru-niru, tidak tahu mengatakan diri tahu, katanya semua serba tahu, padahal sama sekali ia tak tahu, pura- pura tahu dan hanya meniru pekerjaannya, yang tidak boleh dibolehkan olehnya, demikian adanya". 

Ini ilmu yang patut dihayati oleh orang- orang yang mempelajari jika ingin memercik- kan tirtha pengentas atau air suci penunjuk jalan bagi roh dan segala upacara. Janganlah 
Kanda Pat Rare & Pengentas 11

tidak hati-hati, jangan menoleh ke kanan, kiri dan tempat mata yang ketiga. Demikian pula dengan tempat Dewata Nawasanga. Juga agar tidak jauh dari saudaramu yang ikut waktu kau lahir. Itu perlu dipahami. 

Tas namanya Pengantas (penunjuk jalan), Pengentas = Panratas (tebas), panratas=penerastas (penebas, pembabad), pembabad jalan, sebagai jalan Batara Hyang Sinuhun yang bersemayam di timur, selatan, barat dan utara. Supaya diketahui nama dan tempatnya pada badan wadag dan di alam raya. Yang empat tersebut menjadi tunggal menjadi Sang Hyang Windu, kembali kepada Sang Hyang Surya. 

Jika engkau telah mengetahui Sang Hyang Sinuhun bersemayam di timur, selatan, barat dan utara, barulah engkau boleh mereciki tirtha pengentas atau air suci penunjuk jalan kepada roh, dan berhak mengantarkan upacara. Tetapi jika tidak memahami, tidak boleh ia memerciki roh dan menghantar sajian upacara. Apabila melanggar, maka engkau akan diikat oleh roh yang direciki tirtha pengentas tersebut. orang yang meng-entas dan akan sama-sama kesasar sampai dengan anak cucu dan cicitnya, tidak akan mendapatkan jalan yang terang benderang. 

Ada juga orang yang tidak mengetahui Roh di-entas 
12 I Kanda Pat Rare & Pengentas

tata cara mengentas, tetapi dirinya mengaku pandai, itu namanya pendeta rusuh. 
Yang disebut Betara Hyang Sinuhun, Ida Sang Siniwi dan perwujudan Ida Sang Hyang Tripurusa itulah harus diketahui. Perwujudan Sang Hyang Surya. 


Ini namanya Siwa, Sadasiwa, di Timur. Bertempat pada Sang Hyang Candra namanya Brahma (ang/api), Wisnu (ung/air), Iswara (mang/angin). Ba, Ka, oh, (ba, ka, e, ho), berupa Sang Hyang Ongkara-aksara namanya, yakni dewa pada brumadia (pada dahi/ pada langit). Sang Hyang Siwa adalah perwujudan Ida Sang Hyang Sinuhun, di gedong kusuma, sangat suci, rupanya seperti emas, diumpamakan sebagai pelita tanpa asap, tempatnya di timur. Yang tersebut Sang Hyang Mreta (da, nga); Sang Hyang Pawitra, (pa, nga); Sang Hyang Kundalini; (u, nga). Sang Hyang Kamandalu bersemayam di samudra, di pulau Menyeti.

 Tempat rasa dapat meminjam pada pertiwi yakni kepala dapat meminjam pada Kanda Pat Rare & Pengentas I 13


rumput; daging dapat meminjam pada batu padas, darah dapat meminjam pada air, tulang dapat meminjam pada kayu, mulut dapat meminjam pada gua, gigi dapat meminjam ada semak-semak, hidung dapat meminjam pada sumur, kepala dapat meminjam pada angkasa, rambut dapat meminjam pada mendung , mata dapat meminjam pada matahari dan bulan, kedipan dapat meminjam pada kilat, alis dapat meminjam pada cahaya, tingkah laku dapat meminjam pada binatang, itu sebagai kehidupan namanya. 

Harus diingat pasuk-wetu (keluar- masuknya) hidup dan mati, neraka-sorga, suka- duka. Jangan lupa dengan keluar masuknya Ida Sang Hyang Urip, camkanlah (tatasakna), tas pengentas (petunjuk), mengentas menratas (menunjuk, membabad) yaitu jalan untuk menemukan Sang Sinuhun yang bersemayam di Timur. Da, pa, u, yang empat menjadi tunggal, berujud Windu (kosong), masuk pada ubun-ubun terus sampai di gedong kusuma, tidak jauh dari Sang Hyang Tripurusa, Brahma bersemayam di brumadia, Wisnu bersemayam di dahi, dan Iswara bersemayam di biyomasiwa (langit). Warganya selalu ikut keluar pada pikiran, hati dan budi dalam pikiran suci, sabda, tutur gaib
14 I Kanda Pat Rere & Pengentas


Dewa Nawasanga bersemayam pada simpang jalan di meru tumpang solas (meru tingkat sebelas), berkerikil permata mirah berpasir permata merah, bertahta emas, tanpa hujan, di sanalah tempatnya sadrasa (enam rasa) yang menjadi balai perkumpulan Batara Siwa atau Sang Siniwi. Itulah supaya diketahui tempat-tempatnya di dalam badan. Ada lagi saudaramu yang ikut lahir menunggu di dalam badan yang harus diketahui. Karena dialah yang memberi penyakit di badanmu, jika kamu lupa bersaudara, saudaramu juga lupa kepadamu. yang perlu diingat setiap hari. Sekarang kalau kamu ingin panjang umur, maka hormatlah kamu kepada tempat (Pura) Bhatara dan Dewata Nawasanga, dan juga saudaramu semua. Semua kahyangan tempat pemujaanmu, di sanalah tempatmu berbakti kepada Hyang atau Dewa Pitara, dan bunga tunjung tempat duduknya Hyang Sinuhun, kembali pada Windu (kosong). Inilah harus diketahui tempat tinggalnya di dalam badan. Namanya ongkara-aksara- sari, ongkara sumungsang, ongkara-modrë. Tidak jauh tempat tinggalnya dengan Sang Hyang Merta, Sang Pawitra, Sang Kundalini. Namanya nista, madia, utama. Itulah 
Kanda Pat Rare & Pengentas 15

Jika kamu sudah mengetahui ke sasarannya maka akan menjadi Patih Sang Amangku Bumi yang diemban oleh para ratu. Apabila kamu sudah mengetahui roh yang sudah suci, menjadi pandita, barulah boleh mencari sisia (pelajar), dipuji oleh masyarakat semua serta didekati oleh Warapsaru, sesak penuh di istana. Agar menjadi aman negara, maka harus diingat orang-orang yang mengabdi kepada darma (agama). Janganlah kamu tidak membuat sesajian/sajen, dan tidak berbakti kepada Dewata semua, kepada saudaramu sekalian. Jangan lupa kepada saudaramu. Inilah namanya Gunung Resimuka, Gunung Maliawan, Gunung Mahameru, Gunung Agung, Gunung Gunung Indrakila, Kiskenda-wiwara, Gunung Watukaru, gunung Kuwera, Gunung Batur, semuanya supaya diketahui letaknya di dalam badan. Kesemuanya (prasama), pa artinya barat, di tengah-tengah. lautan, harus mengetahui hawa (apah) dan api, yakni tempat lautan di mata, di pekuburan pamenang. Sang Hyang Mahameru berarti Suniasiwa (Siwa-sepi), arwah suci, Paramasiwa pekuburan, Suranadi bertempat di telinga. Di mata, tatwatma (cerita arwah) ada 
16 I Kanda Pat Rare & Pengentas

Di setra gandamayu, kundalini namanya, Sadasiwa di hidung, Kamandalu namanya. Batara Brahma, jalan sungai, di sanalah tempatnya sadrasa harus diketahui di dalam badan. Siwasatrana, Danau Batur namanya, harus diketahui tempatnya Sang Ramadewa. dalam badan tempat Sang Danau Bratan Laksemana. Danau Tamblingan di dalam badan tempat Sang Satrugena. Danau Buyan yang ada di dalam badan tempat Sang Barata. Brumadia Biyomasiwa (langit Siwa) itu namanya. Keempat tersebut menjadi tunggal, kembali kepada windu (kosong), 

17 I Kanda Pat Rare & Pengentas


18 I Kanda Pat Rare & Pengentas



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lontar tanpa tulis cakepan baligama

Budaya Bali Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka karena diambil dari berbagai sumber informasi, yang mungkin kurang tepat. Om Tat Pramadat Kesama Swamam. Om Santih  Home ajaran dharma Reiki  obat alternative Obat herbal Proteksi Produk Bali ▼ Belajar Tenaga Dalam Spiritual Bali Belajar Tenaga Dalam Spiritual Bali melanjutkan artikel terdahulu yang bertajuk " Belajar Tenaga Dalam Asli Bali " yang mungkin dapat dikatakan sebagai level atau tingkat dasar dari sekian banyak ilmu spiritual asli bali, berikut ini tyang bermaksud membagikan pemahaman pribadi tyang tentang pengenalan diri manusia, dimana dalam sastra bali lebih dikenal sebagai ajaran Kanda Pat at

Moksa (lontar pasuk wetu) kanda pat

Suka Nyari Artikel Sabtu, 29 Agustus 2015 Sekilas tentang Lontar Pasuk Wetu Sekilas tentang Lontar Pasuk Wetu sebelum membaca sekulas tentang lontar pasuk wetu, ada baiknya anda membaca artikel sebelumnya yang berjudul "Belajar tenaga Dalam Spiritual Bali" karena yang dibahas berikut ini ada kaitannya dengan artikel tersebut. "Belajar tenaga Dalam Spiritual Bali" merupakan pendahuluan pemahaman yang dapat digunakan bagi setiap orang yang hendak menekuni ajaran pasuk wetu atau yang lebih dikenal dengan ajaran kanda pat. untuk lebih jelasnya, ajaran tersebut dijelaskan dalam pembahasan berikut ini: Pasuk Wetu (Kanda Pat) Banyak sekali ilmu-ilmu pengetahuan dari para leluhur yg dirahasiakan bahkan banyak yg sudah punah karena lontar-lontar tidak disalin dan hancur karena sudah tua. Maka dari itu marilah kita jaga dan pelajari yg masih tersisa, salah satunya adalah lontar-lontar yang membahas ajaran ‘Pasek Wetu’. Pasuk wetu merupakan ilmu yang mempelajari (cara

Sedhana menuju moksah

SRADDHA OLEH इ कढेक् अतॅ जय ।स॥अग् A. PENGERTIAN MOKSA MOKSA BERSAL DARI BAHASA SANSEKERTA “MUC” BERARTI MEMBEBASKAN ATAU MELEPASKAN. JADI MOKSA ADALAH SUATU KELEPASAN ATAU KEBEBASAN. DIMANA KATA MOKSA DPT DISAMAKAN DENGAN NIRWANA, NISREYASA ATAU KEPARAMARTHAN. MOKSA JUGA BISA DI KATAKAN NIRGUNA BRAHMAN. YANG DIMAKSUD DGN KEBEBASAN DALAM MOKSA IALAH TERLEPASNYA ATMAN DARI IKATAN MAYA, SEHINGGA ATMAN DAPAT MENYATU DENGAN BRAHMAN BAGI MANUSIA YG TELAH MENCAPAI MOKSA BERARTI MEREKA TELAH MENCAPAI ALAM SAT CIT ANANDA. SAT CIT ANANDA BERARTI KEBAHAGIAAN YANG TERTINGGI. SETIAP MANUSIA BISA MENCAPAI MOKSA APABILA IA DGN TEKUN MENGIKUTI PETUNJUK AJARAN AGAMA. JLN YG DITUNJUK OLEH AGAMA UNTUK MENCAPAI MOKSA ADALAH CATUR MARGA YOGA: EMPAT JLN MENUJU TUHAN ATAU BRAHMAN. CIRI-CIRI ORANG YG MENCAPAI MOKSA SETIAP UMAT MANUSIA MAMPU MENCAPAI MOKSA APABILA IA TEKUN MELAKSANAKAN AJARAN AGAMANYA. DI ANTARA KE EMAT JLN TRSBUT UMAT BOLEH MELAKSANAKAN SALAH SATUNYA YANG MEREKA MAMPU LAKSANAKAN SES