Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

SORGA DAN NERAKA

SORGA DAN NERAKA Om Swastiastu, Salah satu topik yang populer dikalangan manusia saat ini adalah bagaimana bentuk surga dan neraka di masing-masing Agama. Beberapa agama menggambarkan bahwa surga dan neraka adalah dua hal yang sangat berbeda tempat dan bentuknya. Di agama tetangga  Surga  digambarkan tempat yang sangat indah, damai dan apapun yang kita butuhkan/perlukan akan dipenuhi disurga. Bahkan ada yang mengatakan di surga nanti kita bebas menyaluarkan hasrat seksual dengan wanita-wanita canti + selalu virgin. Sedangkan  Neraka  digambarkan sebagai tempat yang kotor, menjijikan, panas, banyak terdapat mayat orang-orang yang disiksa. Di tempat inilah manusia akan disiksa atas perbuatan yang mereka lakukan semasa hidupnya. Lalu bagaimana kita sebagai umat Hindu memaknai arti dari sebuah Surga dan Neraka? Secara garis besarnya semua akan sepakat (meskipun ada yang membantahnya) mendapatkan surga dan neraka adalah akibat dari yang kita perbuat (hasil). Kenapa kita mendapatkan ak

Mantra dewa wisnu

MANTRA MENGAGUNGKAN DEWA WISNU Komposisi Shat Padi  enam ayat oleh AdiSankaracharya didedikasikan untukWisnu; Dewa Pelindung. Komposisi inioleh Adi Sankaracharya yang hidup dan penuh dengan frekuensi paling dinamis Dari jumlah tersebut enam ayat saya telah mengambil hanya satu ayat yang akandibacakan sebagai doa pendek yang paling kuat dari perlindungan dari Wisnu.Aku tahu bahwa kebanyakan orang akanmerasa sulit untuk diucapkan danmembaca seluruh komposisi; maka saya mencoba untuk menemukan bagian-bagian yang paling relevan untuk tujuan tertentu. Om Mathsyadhi biravathaarai ravatharavatha avatha Sadha Vasudham | Parameshwara Paripalyo Bhavatha Bhavathapa bheethoham || (Anda telah diwujudkan sebagai Matsya, Kurma, Varaha dan lainnya Avatar untuk melindungi ciptaan selamanya. Saya bermasalah dan takut dari berbagai kejahatan di muka bumi ini; maka saya layak perlindungan Anda.) 

Uncal Balung,

Uncal Balung, Kuasa  Sang Kala Tiga Uncal Balung, kata ini sering terdengar dalam masyarakat Hindu Bali, terutama di kalangan mereka yang suka dengan kegiatan ritual keagamaan. Istilah  uncal balung  tak asing lagi, cuman bagi masyarakat awam mungkin mereka bertanya, apa itu uncal balung. Secara sederhana saja bahwa kurun waktu dari Galungan sampai dengan Buda Kliwon Pahang adalah yang disebut dengan masa  uncal Balung . Mereka hanya tahu bahwa pada kurun waktu tersebut tak boleh  ngae gae , artinya tak boleh merencanakan dan melaksanakan upacara baik itu manusa yadnya, pitra yadnya maupun dewa yadnya. Pokoknya sing dadi  megaenan,  tak boleh menjalankan kegiatan ritual, selain rangkaian hari raya Galungan sampai Kuningan tersebut. Pengecualian adalah upacara odalan dan terkait dengan kelahiran manusia seperti  nyambutin, ngotonin . Masyarakat Bali juga memahami bahwa acara  nangun karya  pastilah mereka menunggu sampai “ apang mesalah buda kliwon ” agar terlewati buda kliwon, maksu

Kisah hidup ekalaya diatas langit masih ada langit

Kisah hidup ekalaya Negeri Nisadha, salah satu wilayah makmur di tanah Bharata. Negeri ini dibangun oleh leluhur Nala. Namun, karena keserakahan penguasanya, negeri ini terpuruk. Konon, sekian deret waktu berlalu, sampailah negeri Nisadha diperintah oleh seorang Raja bernama Hiranyadanu. Ia mempunyai putra bernama Ekalaya. Seperti pemuda kebanyakan, kesehariannya berpenampilan sederhana. Kendati berkulit sedikit gelap, ia sosok lelaki remaja tampan dengan wajah bersih, dagu lembut dan tubuh yang tegap. Ekalaya memiliki otak cerdas. Berbagai ilmu dipelajarinya. Sehingga tak ayal, dahinya bersinar. Suatu hari, ia berpamitan pada orang tuanya. “Rama, aku akan berguru ke Negeri Hastina. Konon, disanalah turun kitab-kitab sastra termasyur. Sejak Parasara menorehkan tinta emas pengetahuan abadi, negeri itu bermandi cahaya….” “Baiklah, ananda. Demi ilmu, bila perlu pergilah engkau ke batas langit. Namun ingatlah, setelah engkau kembali nanti, bangunlah negeri Nisadha ini menjadi wilayah y

Sapta timira

SAPTE TIMIRA Kata Sapta Timira berasal dari bahasa sansekerta dari kata “sapta”yang berarti tujuh, dan kata “timira” yang berarti gelap,suram, (awidya). Sapta timira berarti “tujuh kegelapan” adalah tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap. Ketujuh unsur kegelapan tersebut ada pada setiap diri manusia. Sifat awidya yang ada pada diri manusia apa bila tidak dikendalikan akan menimbulkan berbagai macam tindakan kejam,seperti marah,kejam,denki,iri hati ,suka mempitnah,merampok dan yang lainnya. Semua sifat dan tindakan itu adalah bertentangan dengan agama yang disebut,sifat prilaku Adharma . Pembagian Sapta Timira 1. Surupa atau kemabukan (lupa daratan) karena wajah atau rupa yang tampan, ganteng atau cantik. Kegantengan atau kecantikan seseorang kadang kala menyebabkan yang bersangkutan menjadi angkuh, sombong dan tinggi hati. Semestinya kegantengan atau kecantikan wajah dibarengi dengan perilaku yang baik, budi yang luhur. Orang yang ganteng atau cantik, henda

Pura dan sanggah pemerajan (filosofi, etika dan tata cara)

Pura dan Sanggah Pamerajan (Filosofi, Etika dan Tata Cara) Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi – Tuhan Yang Maha Esa serta Batara – Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka. Pura  berasal dari  Bahasa Sanskerta yaitu “ Phur ” artinya tempat suci, istana, kota. Lebih khusus berarti tempat persembahyangan untuk umum atau kelompok sosial tertentu yang lebih luas sifatnya dari  Sanggah Pamerajan . Sanggah  berasal dari  Bahasa Kawi  : “ Sanggar ” berarti tempat untuk melakukan kegiatan (pemujaan suci); dan  Pamrajan  berasal dari  Bahasa Kawi  : “ Praja ” yang berarti keturunan atau keluarga. Dengan demikian Sanggah Pamrajan dapat diartikan sebagai tempat pemujaan dari suatu kelompok keturunan atau keluarga. Dalam Lontar  Siwagama disebutkan bahwa Palinggih utama yang

Agama hindu bali tidak sama dengan aliran krisna?

Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi – Tuhan Yang Maha Esa serta Batara – Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka. Hare Krisna, Samakah Dengan Agama Hindu? Desember 17, 2016  Ketut Sri Artiningrat Ajaran Hare Khrisna (HK) adalah filsafat dan ajaran ketuhanan yang bersumber dari Bhagawad Gita yang penulisannya dipengaruhi oleh aliran Hindu atau sad darsana, terutama dari aliran Samkhya, Yoga dan Wedanta.  Para penganut Hare Khrisna menggunakan Veda sebagai Refferensi untuk menguatkan isi Bhagavadgita sehingga kebanyakan orang berfikir bahwa ajaran Hare Khirsna murni dari Veda. Padahal jika didalami Hare Khrisna hanya mengakui Bhagavadgita sebagai otoritas tertinggi (bukan Veda). Sebab Ajaran Hare Khrisna hanya mengakui Khrisna sebagai Tuhan tertinggi. Selain memanf

YADNYA SESA (BANTEN JOTAN, SAIBAN)

Ngejot/Mesaiban. Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi – Tuhan Yang Maha Esa serta Batara – Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka. Setiap hari selesai memasak apapun itu, sudah sepatutnya kita ngejot/mesaiban atau melakukan Yadnya Sesa. Makanan yang kita dapatkan dari membelipun tidak ada salahkan untuk melakukan yadnya terkecil dalam Hindu tersebut. Apa itu Ngejot/mesaiban atau Yadnya Sesa? dan bagaimana melakukannya? Dan apa pula dasarnya dilakukan Yadnya Sesa ini? Pengertian: Yadnya Sesa merupakan salah satu yadnya yang dilakukan setiap hari atau disebut juga dengan Nitya Karma. Yadnya Sesa dilakukan setelah selesai memasak nasi atau sebelum menikmati makanan. Maksud dan Tujuannya tentu merupakan wujud syukur atas apa yang di berikan Hyang Widhi kepada kita. S

Dewata nawasanga, moksah, kanda pat

Budaya Bali Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka karena diambil dari berbagai sumber informasi, yang mungkin kurang tepat. Om Tat Pramadat Kesama Swamam. Om Santih ▼ Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin Dewata Nawa Sanga Penguasa 9 Penjuru Mata Angi Dewata Nawa Sanga tidak sama dengan Sang Hyang Widh. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artin