Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Sapta timira

SAPTE TIMIRA Kata Sapta Timira berasal dari bahasa sansekerta dari kata “sapta”yang berarti tujuh, dan kata “timira” yang berarti gelap,suram, (awidya). Sapta timira berarti “tujuh kegelapan” adalah tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap. Ketujuh unsur kegelapan tersebut ada pada setiap diri manusia. Sifat awidya yang ada pada diri manusia apa bila tidak dikendalikan akan menimbulkan berbagai macam tindakan kejam,seperti marah,kejam,denki,iri hati ,suka mempitnah,merampok dan yang lainnya. Semua sifat dan tindakan itu adalah bertentangan dengan agama yang disebut,sifat prilaku Adharma . Pembagian Sapta Timira 1. Surupa atau kemabukan (lupa daratan) karena wajah atau rupa yang tampan, ganteng atau cantik. Kegantengan atau kecantikan seseorang kadang kala menyebabkan yang bersangkutan menjadi angkuh, sombong dan tinggi hati. Semestinya kegantengan atau kecantikan wajah dibarengi dengan perilaku yang baik, budi yang luhur. Orang yang ganteng atau cantik, henda

Pura dan sanggah pemerajan (filosofi, etika dan tata cara)

Pura dan Sanggah Pamerajan (Filosofi, Etika dan Tata Cara) Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi – Tuhan Yang Maha Esa serta Batara – Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka. Pura  berasal dari  Bahasa Sanskerta yaitu “ Phur ” artinya tempat suci, istana, kota. Lebih khusus berarti tempat persembahyangan untuk umum atau kelompok sosial tertentu yang lebih luas sifatnya dari  Sanggah Pamerajan . Sanggah  berasal dari  Bahasa Kawi  : “ Sanggar ” berarti tempat untuk melakukan kegiatan (pemujaan suci); dan  Pamrajan  berasal dari  Bahasa Kawi  : “ Praja ” yang berarti keturunan atau keluarga. Dengan demikian Sanggah Pamrajan dapat diartikan sebagai tempat pemujaan dari suatu kelompok keturunan atau keluarga. Dalam Lontar  Siwagama disebutkan bahwa Palinggih utama yang